Aku menemukannya hari ini. Di dalam sebuah kotak kardus yang usang, di antara tumpukan buku pelajaran dan mainan yang berdebu. Sebuah foto. Kamu, dengan seragam sekolah yang kebesaran, senyummu canggung, dan matamu yang menatap lurus ke kamera, penuh pertanyaan.
Aku memegangnya, dan rasanya aneh. Seperti menatap orang asing yang sangat aku kenal. Aku melihatmu, dan semua rasa yang pernah kamu rasakan seperti mengalir kembali ke dalam diriku. Aku ingat kamu takut, malu, dan sering merasa tidak cukup. Aku ingat kamu mencoba menyembunyikan semua itu di balik senyum yang dipaksakan.
Aku ingin sekali menjangkau foto itu, memelukmu erat, dan membisikkan sesuatu ke telingamu. Aku ingin memberitahumu semua hal yang aku tahu sekarang, agar kamu tidak perlu merasa sesakit itu.
Jadi, aku mengambil pena dan kertas. Ini bukan untuk mengubah masa lalu, karena aku tahu itu mustahil. Ini adalah untukmu, untukku. Sebuah surat yang seharusnya kamu terima.
Untuk diriku yang kecil,
Hei, ini aku. Aku tidak datang dari masa lalu, tapi dari masa depanmu. Aku tahu kamu mungkin bingung, atau bahkan tidak percaya. Tapi percayalah, ini adalah aku. Aku datang untuk mengatakan beberapa hal padamu.
Aku tahu kamu sering merasa sendirian, meskipun dikelilingi banyak orang. Aku tahu kamu sering merasa seperti tidak ada yang benar-benar mengerti apa yang kamu rasakan. Kamu merasa harus selalu kuat, harus selalu tersenyum, padahal di dalam hatimu, ada begitu banyak hal yang ingin kamu teriakkan. Aku tahu, karena aku pernah ada di sana. Aku masih merasakannya kadang-kadang.
Ingat saat kamu duduk sendirian di taman, melihat anak-anak lain bermain dan tertawa? Aku tahu kamu ingin sekali bergabung, tapi ada sesuatu yang menahanmu. Kamu takut ditolak. Kamu takut tidak bisa berbaur. Jadi kamu hanya duduk di sana, menciptakan dunia di dalam kepalamu sendiri. Aku ingin kamu tahu, dunia itu sangat indah. Imajinasi itu adalah kekuatan supermu. Jangan pernah biarkan siapa pun merenggutnya darimu. Dunia ini butuh orang-orang yang bisa melihat keajaiban di hal-hal sederhana.
Aku juga tahu kamu sering membuat kesalahan, dan kamu merasa sangat malu karenanya. Kamu menumpahkan jus saat makan malam, kamu lupa mengerjakan tugas matematika, kamu mengatakan hal yang salah pada guru. Dan kamu memikirkannya berhari-hari, memarahi dirimu sendiri di dalam hati. Kamu merasa seperti kamu adalah satu-satunya yang melakukan kesalahan bodoh seperti itu. Aku ingin memberitahumu, semua orang juga begitu. Mereka hanya tidak menunjukkannya. Kesalahan itu bukanlah cacat. Itu adalah titik koma, bukan titik akhir. Kesalahan itu adalah pelajaran yang akan membentukmu menjadi pribadi yang bijaksana. Jadi, lain kali, saat kamu salah, berhentilah. Jangan memarahi dirimu. Katakan pada dirimu, "Tidak apa-apa. Aku belajar."
Kamu juga sangat sensitif. Setiap kali ada yang mengatakan hal yang menyakitkan, kata-kata itu seperti batu yang dilemparkan ke dalam hatimu. Aku tahu kamu sering menangis di balik selimut. Kamu merasa lemah karena air mata itu, dan kamu berpikir kamu harus berhenti. Tolong, jangan. Air mata itu adalah caramu membiarkan rasa sakit keluar. Air mata itu menunjukkan bahwa kamu punya hati yang besar, yang bisa merasakan sesuatu dengan sangat dalam. Jangan pernah malu dengan sensitivitasmu. Suatu hari nanti, sensitivitas itu akan menjadi kompasmu. Ia akan membantumu memahami orang lain, berempati, dan menjadi pribadi yang penuh kasih. Itu adalah kekuatan terbesarmu, bukan kelemahan.
Aku tahu kamu juga punya mimpi-mimpi yang sangat besar, tapi kamu menyembunyikannya dari orang lain. Kamu takut ditertawakan. Kamu takut kalau mimpimu itu terlalu bodoh. Mungkin kamu ingin menjadi seniman, penulis, atau petualang. Apa pun itu, aku ingin kamu tahu, mimpi-mimpi itu tidak bodoh. Mereka adalah suara jiwa otentikmu yang berbisik. Dengarkan mereka. Jangan biarkan ketakutanmu membungkamnya. Teruslah bermimpi, bahkan jika kamu harus melakukannya sendiri di kamarmu. Karena suatu hari nanti, mimpi itu akan menjadi peta jalanmu.
Aku melihat betapa kerasnya kamu mencoba untuk disukai. Kamu mencoba menjadi orang yang diinginkan semua orang. Kamu mencoba mengubah dirimu agar cocok dengan standar mereka. Kamu tertawa pada lelucon yang tidak kamu mengerti, kamu memakai pakaian yang tidak kamu suka. Aku ingin sekali memelukmu dan memberitahumu: Berhenti. Kamu sudah cukup. Kamu sudah sempurna, dengan semua keunikanmu. Kamu tidak perlu menjadi orang lain untuk dicintai. Orang yang ditakdirkan untukmu, teman yang ditakdirkan untukmu, akan mencintai dan menghargai kamu apa adanya. Dan itu lebih berharga dari seribu tepuk tangan dari orang-orang yang tidak benar-benar melihatmu.
Masa kecilmu bukanlah tentang menjadi sempurna. Itu adalah tentang menjadi manusia. Tentang membuat kesalahan, tentang merasakan rasa sakit, tentang belajar untuk bangkit. Semua yang kamu lalui, semua yang kamu rasakan, tidak akan sia-sia. Setiap tangisan, setiap tawa, setiap rasa malu—semuanya adalah bahan bakar yang membentuk dirimu yang sekarang.
Aku juga ingin memberitahumu, beberapa orang yang ada di sekitarmu sekarang, yang mungkin menyakitimu, mereka juga punya luka. Mereka juga melakukan kesalahan. Mereka tidak bermaksud jahat. Mereka hanya belum tahu bagaimana caranya menjadi baik. Suatu hari nanti, kamu akan mengerti bahwa setiap orang sedang berjuang, sama sepertimu. Dan pemahaman itu akan membebaskanmu dari kemarahan dan kebencian.
Tolong, jangan terlalu khawatir tentang masa depan. Aku tahu kamu sering memikirkannya. Kamu khawatir tentang apa yang akan terjadi nanti, apakah kamu akan berhasil, apakah kamu akan menemukan kebahagiaan. Aku tidak akan memberitahumu semua yang akan terjadi, karena itu akan merusak petualanganmu. Tapi aku bisa memberitahumu satu hal. Kamu berhasil. Kamu berhasil menemukan jalanmu. Hidupmu tidak akan sempurna. Akan ada lebih banyak jatuh dan bangkit. Tapi kamu akan baik-baik saja.
Kamu akan menemukan orang-orang yang mencintaimu apa adanya. Kamu akan menemukan pekerjaan yang memberi makna. Kamu akan menemukan kedamaian yang kamu cari. Dan yang paling penting, kamu akan belajar untuk mencintai dirimu sendiri. Kamu akan melihat dirimu di cermin dan tersenyum, bukan karena kamu sempurna, tapi karena kamu bangga dengan perjalanan yang sudah kamu lalui. Kamu akan bangga dengan semua luka yang sudah sembuh.
Aku ingin kamu tahu, betapa aku bersyukur dengan setiap langkahmu. Aku bersyukur kamu tidak pernah menyerah. Aku bersyukur kamu punya kekuatan untuk terus maju, meskipun kamu merasa lelah. Aku adalah hasil dari perjuanganmu. Dan untuk itu, terima kasih. Terima kasih karena sudah menjadi dirimu.
Jadi, hiduplah. Hiduplah tanpa rasa takut, tanpa penyesalan. Nikmati setiap detik. Mainlah, tertawalah, dan menangislah sepuasnya. Jadilah anak kecil yang ingin kamu jadi. Jangan buru-buru tumbuh dewasa. Karena saat ini, saat kamu membaca surat ini, kamu sudah menjadi pahlawan bagiku. Pahlawan yang tidak pernah menyerah.
Aku menutup surat itu dan meletakkannya di samping foto. Aku membiarkan air mata yang tadinya kutahan, mengalir. Bukan air mata sedih, tapi air mata yang penuh rasa lega. Aku tidak bisa kembali ke masa lalu dan memelukmu, tapi aku bisa memeluk diriku yang sekarang, dan memberikan semua kebaikan yang selama ini ingin kamu terima.
Mungkin, bukan hanya aku yang butuh menulis surat ini. Mungkin, kamu yang membaca ini, juga butuh surat yang sama. Kepada dirimu yang dulu. Kepada dirimu yang masih takut, yang masih merasa tidak cukup.
Karena pada akhirnya, berdamai dengan masa lalu adalah cara terbaik untuk mencintai dirimu yang sekarang.



Posting Komentar